Tampilkan postingan dengan label Beatboxing of Jogja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Beatboxing of Jogja. Tampilkan semua postingan

Kamis, 15 Mei 2014

Beatbox Tiyang Klaten: 2nd Anniversary

Nih, beberapa foto yang sempat saya abadiin di acara tersebut. Kebetulan juga ngejuri, jadi fokus ambil foto para peserta battlenya aja. Saya juga ada simpenan video pas Indobeatbox lagi perform, ntar segera saya upload di Youtube.

Ini beberapa foto teman-teman yang sudah datang sebelum dimulainya acara. Ada juga sebelah kanan pojok atas, seorang single beatbox fighter dari Sragen bernama Thomas.

Pas acara dimulai ada jamming beatbox dari beberapa kota dan female beatboxer juga. Di bawah gambar pojok kanan atas adalah Data dan temannya jauh-jauh datang dari Caruban Beatbox (Madiun), Data sempat lama juga ikut di Solo Beatbox Community.

Beberapa peserta battle one on one di babak awal.

Ini juga beberapa peserta battle one on one di babak awal.

Yang ini juga sama kayak yang dijelasin di atas.

SDA : Sama Dengan Atas.

Peserta team battle dari Beatboxing of Jogja, Wonosobo Beatbox Ethnic, Solo Beatbox Community dan Beatbox Tiyang Klaten.

One on one battle di babak selanjutnya.

Ini juga pas babak berikutnya.

Nih juga sama.

SDA : Sama Dengan Atas.

Last battle of babak selanjutnya.

Semifinal: Jifi (Wonosobo) vs Arba (Wonosobo) dan Vava (Solo) vs Risang (Jogja).

Final team battle: Solo Beatbox Community vs Wonosobo Beatbox Ethnic.

Perebutan juara 3: Vava (Solo) vs Jifi (Wonosobo) dan Final: Risang (Jogja) vs Arba (Wonosobo).

Foto bagian atas, saya dan Doby (MC acara dari Solo Beatbox Community) dan bagian bawah saya foto bareng teman-teman Indobeatbox (Pierre, Fire, Jevin dan Billy).

Beberapa kenang-kenangan yang saya pernah dapatkan saat ngebeatbox selama ini, dan yang di tengah yang terbaru sertifikat sebagai juri battle dari Beatbox Tiyang Klaten. Sebuah kebanggaan dan penghargaan tersendiri mendapatkan ini semua. Terima kasih.

Sabtu, 06 Juli 2013

Java Beatbox Festival 2013 (my story)

Aight! How you doin' there! Sudah lama tidak nge-blog lagi yak.
Kali ini saya akan nyeritain tentang pengalaman saya selama ikut Java Beatbox Festival 2013 di Jogja.
Kalau ada yang belum tahu apa itu Java Beatbox Festival, bisa dicek disini: http://www.javabeatboxfestival.com/

Ok! Semua cerita diawali waktu hari sabtunya saya ngumpul dulu jam 11 siang di Stasiun Balapan Solo bareng anak-anak Solo Beatbox Community, ada si Jojo yang dateng seabis saya, dan menyusul ada Sakti, Farid, Vava, Doby dan Sunny serta Valen. Disuruh kumpul jam 11, padahal dapet keretanya jam 1 siang --'.
Hingga sampelah kita dapet tempat duduk di deretan paling belakang kereta api Prameks aka Prambanan Ekspres. Sampe Stasiun Lempuyangan Jogja sekitar jam 3 sore dan kita nungguin di angkringan di depan stasiun. Nunggu cukup lama biar dijemput temen-temen Bejo aka Beatboxing of Jogja. Kita kira pas itu dijemputnya naik mobil, eh ternyata naik motor, tapi ya sudah gapapalah, toh lalu lintas Jogja juga pastilah padet banget, apalagi pas weekend. Maklumin juga kalo pas itu jemputan telat mungkin karena temen2 Bejo juga pasti lagi pada riweuh ngurusin urusan lain.
Sampe di hotel di daerah Demangan Baru kira2 sekitar jam 4 sore. Sampe situ sudah ada beberapa temen2 dari Surabaya, Ngawi n Klaten juga. Yang lain katanya sudah ngandang. O ya waktu itu saya sempetin buat bikin video wawancara dulu sama temen2 dari Klaten, Ngawi dan Surabaya.
Stay di hotel, bebersih bla3 dan nglakuin hal2 lain sampe malem datang. N kita waktu ada acara semacem gathering di Titik Nol Kilometer Jogja. Hampir semua peserta sudah pada dateng n bintang tamu si Billy Bdabx n Shazet juga sudah dateng. Crowdnya rame bangetlah waktu itu. Asli maknyus dah pokoknya. Sempetin juga waktu itu wawancara sama temen2 Indobeatbox dan si Billy Bdabx. Untuk urusan acaranya ada semacem sharing2 tanya jawab dari para peserta JBF dengan bintang tamunya. Dan semua penonton ngebentuk lingkaran buat nonton gitu dah. O ya, pasca saya setelah wawancara temen2 Indobeatbox itu jadi ngebuka pikiran saya bahwa tidak semua orang Jakarta itu tengil. Mereka malah asik banget saya ajak ngobrol ngalor ngidul.
Kelar acara kita balik lagi ke hotel buat istirahat. Dan saya sempetin bentar nemenin temen2 lainnya begadang di sekitar ruang tamu hotel sambil nonton tv bareng2. Semuanya pada membaur jadi satu disitu. Enaklah suasananya, kekeluargaannya kerasa banget. Becanda2 sampe berbusa juga disitu.
And then hari minggu dateng main eventnya di Jogja National Museum di deketnya Pasar Klithikan Pakuncen. Disitu saya rekam juga semua video Eliminations Round Beatbox Battlenya, kagak saya lanjutin babak berikutnya dikarenakan batre hape saya lowbat waktu itu. Sempet juga wawancarain temen2 dari komunitas di daerah lainnya. (EDITED PART, blame you if you don't read it before :p) Sempet juga waktu itu saya wawancara dengan Shazet, bintang tamu dari Malaysia. And then balik lagi ke battle, ngelihat battlenya udah hampir mirip kayak battle beatbox di luar negeri gitu dah, aroma battlenya krasa banget. Skillnya juga pada gila semua. Tapi tetep, menurut saya style beatbox mereka kiblatnya masih luar negeri banget. Amat sangat jarang dari mereka yang bikin orijinalitas gaya mereka sendiri. Dan yang bikin saya seneng juga adalah, saya yang skillnya cupu kagak ada apa2nya dibandingin mereka yang keren2, eh malah dimintain pendapat n suruh ngasih masukan ke mereka yang lebih keren daripada saya. Terus bicara juga dari temen2 luar kota ngebicarain gosip2 beatbox yang sedang berkembang kayak sekolah beatbox yang harus bayar ratusan ribu, grup beatbox yang berhasrat banget pengin terkenal, sampe beatbox battle yang katanya paling WOW! That's it buat main eventnya, akhirnya tengah malem balik ke hotel lagi dan tepar sampe besoknya.
Last day di JBF adalah wisata ke Kraton Jogjakarta sekaligus check out penginapan. It's fun'lah, yah kayak umumnya berwisata gitu feelnya kayak gimana. Spot Kraton Jogja yang nyaris mirip bener bangunan2nya dengan Kraton Solo dan kesan wingit juga kerasa pas lihat barang2 koleksi rajanya. And then saya ngelarin wawancara dengan temen2 yang belum sempet. Trus kita ambil last photoshoot di depan Kraton Jogja. And kita pulang beberapa misah2 sendiri dan saya juga temen2 lain pulang via Stasiun Tugu Jogja dengan berjalan kaki dari Kraton terlebih dulu :v.

Kesan positif yang saya dapet:
- Yeah, here it is! The first event yang nyatuin banyak beatboxer dari beberapa daerah dalam satu tempat.
- Bisa lebih kenal antara satu sama lain.
- Refreshing dari semua kepenatan duniawi sejenak.
- Dapet bahan video buat diupload di Youtube :p.

Kesan negatif (it's no offense sama sekali, hanya uneg2 n kritik saja):
- Panitia yang (mungkin) dibentuk mendadak koordinasi beberapa pihak (sepertinya) masih kurang.
- Makanan dari hotel yang digoreng (kurang baik buat tenggorokan) ^^v.
- Waktu yang molor beberapa jam dari jadwal yang diperkirakan.
- Pemulangan peserta yang tidak saya duga (selepas dari Kraton langsung dilepas sendiri2, buat saya pribadi yang kaki saya sempet patah pas musibah dulu takutnya malah ngrepotin diri saya sendiri, alhasil saya dan beberapa temen harus jalan dari Kraton sampe ke Stasiun, walau alhamdulillah hal yang saya takutken tentang kaki saya kagak terjadi).

That's all what I could share with Java Beatbox Festival. Besar kemungkinan semua yang saya rasaken tidak saya tulis secara lengkap disini. Nulis ini mendadak, coi :D.

Dan di bawah ini ada beberapa gambar yang sempat saya dokumentasiken:

Bis yang anter jemput selama even JBF di Jogja.

Slalu saya bawa mainan kalo main ke tempat asing :D.

Foto bareng yang jaga Kraton Jogja, mirip yang ada di Kraton Solo.

Beberapa gambar saya dengan teman2 yang ikut JBF lainnya:
With Irabb dari Ngawi.

With Surabaya Beatbox Community aka SB2C.


 With Lombok Beatbox Alliance.

With Lumajang Beatbox Micx.

With Gendang Mulut (Medan).

With Three Points Beatbox (Garut), yang bawain dolo Garut ke semua temen2.

With Depok Beatbox Community aka D'Beatmac.

With Beatboxing Community Of Semarang aka BCOS.

With Beatbox Wonosobo Ethnic aka Besonic.

With Beatboxing Tiyang Klaten aka BTK.

With Karawaci Beatbox and Tetra Beatbox representing Tangerang Beatbox Unite aka TBU.

With Labschool Beatbox (Salatiga).

With Bogor Beatbox Community.

With Bandung Beatbox Family.

With Tasik Beatbox Family.

With Indobeatbox.

With Billy Bdabx.

With Shazet (Malaysia).

Thanks berat sudah menyempatkan waktu anda membaca blog saya. Mohon maaf apabila masih banyak kekurangan.

Jangan lupa lihat video Eliminations Round Battle dari Java Beatbox Festival disini: https://www.youtube.com/playlist?list=PL9-0w7peth4DWokdrVPYrCH9Ux26nMMrr

Jangan lupa saksikan hasil video interview dengan beberapa komunitas beatbox dan bintang tamu yang menghadiri Java Beatbox Festival disini: https://www.youtube.com/playlist?list=PL9-0w7peth4CGqcddvsjfgxxKRY--qYaY

See you at my next article.

Selasa, 14 Mei 2013

1st Battle Night, Beberapa Beatboxer Potensial




Pendapat sotoy tentang 1st Battle Night:

Beberapa beatboxer yang punya potensi lebih dalam berkembang:

-Abim dari Solo / Wonogiri: 
Pelan tapi pasti skillnya berkembang, namun terkadang masih ragu untuk memperlihatkan kebolehannya dalam mengeksplore musik daerah (as info dia lumayan pinter nembang), pattern beat masih relatif sederhana mungkin bisa dipadatkan menjadi fastbeat, bahasa tubuh yang cukup hiperaktif menjadi nilai tambah, namun masih kurang menantang lawannya.

- Seno dari Solo: 
Beat yang rumit dan susunan ketukan yang relatif aneh menjadi nilai plus, namun bisa dipertimbangkan apabila juga bisa memodif beat lawan, sudah mulai berani memberi joke saat ngebeat, bahasa tubuh relatif itu2 saja, mungkin bisa sedikit aktif.

- Ucup dari Klaten: 
Dia seperti Rendy Jerk dalam versi beatbox, beatnya seringkali dicampur dengan joke yang jorok, skill sebenarnya masih bisa berkembang namun harus lebih berani mengeksplore lagi. Sedikit catatan tambahan lagi, sebagai seorang panutan dalam komunitasnya, seharusnya bisa lebih memberi contoh attitude yang bisa ditiru dengan lebih baik lagi.

- Ramon dari Jogja: 
Pertama kali ikut battle dengan gaya oldskul'nya, terakhir kali waktu final mengalami stuck dan pasrah dengan fuck originality'nya, belum bisa banyak komentar karena baru melihat pertama kali doi ikut battle, bahasa tubuh cenderung kalem dan rada gugup karena tak jarang menutup mata.

- Mario dari Jogja: 
Fastbeatnya di scene Jateng DIY tak perlu diragukan, namun kelemahan utama pada power, bahasa tubuhnya masih kaku mungkin bisa lebih menantang lawan juga pada sisi beatnya.

- Galih dari Jogja: 
Relatif memiliki banyak efek dibanding beatboxer lainnya, namun terlalu terpaku pada melodi atau pattern yang cenderung sama pada setiap battlenya, harus lebih variatif lagi, bahasa tubuh kalem tapi cukup menantang lawannya.

- Arba dari Wonosobo: 
Sang juara, yang terbaik namun ada beberapa sisi yang perlu dibenahi, pattern2nya relatif hampir mirip semua, yang membedakan mungkin hanya melodi saja, terlalu ke-eropa-an, terlebih apabila ingin berkompetisi di level nasional (mungkin juga di internasional) seharusnya memberikan warna lokal pada ciri khas beatboxnya, power atau mungkin tingkat kebulatan pada saat melakukan fastbeat relatif masih kurang, bahasa tubuh masih cenderung kalem dan kurang menantang.

Demikian sebuah pendapat sotoy saya melihat perkembangan beberapa teman yang kemarin ikut battle, mohon maaf apabila kurang berkenan, selebihnya saya hanya ingin mengutarakan pendapat saja, big up and all love to you.

Sabtu, 08 Desember 2012

Beatbox and Love in Four Different Cities

First thing first, I always play an MP3 to be the friend when I'm writing it
#np Lupe Fiasco - The Show Goes On

I'll write the beatbox scene from the four cities in Central Java (Indonesia), there is Solo, Jogja, Semarang and Wonogiri. I make this because I wanna share some experience that I got from many friends in there. And I'll make it in four parts like the cities.

1. Solo (Solo Beatbox Community)

Twitter: @solo_beatbox

This community started from some people who got same interesting with human vocal imitating. There are Helmi, Erwin (me), Ian and Doby. Later Jojo come to be the part of founder member. We begin all of it because we like hiphop and rap music. We playing in Helmis house, in there we start to make a sound like in the rap beat. We don't know if that sounds called BEATBOX, later we learn it from Youtube. Helmi help a lot because he got internet connection at his house. Then we learn the basics, such as BTK and vocal scratch first and some easy effect.








When we think our skill is enough, we try to talk with the leader from KALIPSO (Kasultanan Hiphop Solo) a big community of some Hiphop head. We want to show what is beatbox in their local movement event. Then we got our name put in a flyer in those event. OK, basically our first name is not SOLO BEATBOX COMMUNITY, but SOLO BEATBOXCHESTRA. SOLO BEATBOXCHESTRA means we doing beatbox like an orchestra, a little bit narcist there, because I know our skill is still wack. Our first performance is so so so horrible, we're all out of beat, just doing some BTK and vocal scratch and a little bit effect. Some people who watch us is feel disappointed and give no care about us. But we think we have to keep moving.


After that, we doing our way to make this art become popular in our city. If we going anywhere in our city, if we meet events in any place, we trying to speak with the event organizer may we performing our skill in there event. We don't care if they pay us or not, one thing that I care is we can show our beatbox to people. Time by time goes by, and we getting more popular, so events come to us, not we have to come the events. And SOLO BEATBOX COMMUNITY get their name in SOLO. We also exist in some web medias, some local tvs and some local newspapers. Til now we have many talented beatboxers member, some groupies and many friends.

2. Jogja (Beatboxing of Jogja)

Twitter: @BeatboxJogja

I build this community together with Gigih and Favre. I meet both of them in Indobeatbox Friendster Group. Because I build a beatbox community before in Solo, so I give some advice for them. In jogja there no beatbox community. So I support them to make it. Both of them first meet at angkringan in Kali Code and I don't join because too far and busy. Then I first meet with Gigih in UGM, because my ex-GF study there, so I share some beatbox things with him. First time I meet Favre is when Gigih got a beatbox job perform in MC D Jogja, so I finally meet him. Solo and Jogja Beatbox is always help one each other in that time, because the member still too little.


And someday we meet Yota, I meet him in Solo when a radio invite us in their event. Yota talking so much about this beatbox prospect. Then he become the manager of BEJO (BEatboxing of JOgja) and got so many events. But right now I lost contact with him.

BEJO coming bigger, bigger and bigger until now. They have so much skillful beatbox talents in there, so fresh and young. They have so much people who become champion in our local beatbox battle. They become more famous until now and have so many projects in their head. Proud to be one of their founder.

3. Semarang (Beatbox Community Of Semarang)

Twitter: @bcossemarang

I don't know to much with this community, but I really know a lot with one of the founder. He is Boleng. Boleng is also have blood connection with Doby and Ian from Solo Beatbox. Before BCOS (Beatbox Community Of Semarang) is born, many times he play and perform together with us in Solo. He learn beatbox from Youtube also, and he try to copy and combine some beats there with his style.


BCOS as far as I knew from their twitter and their facebook groups also grow a lot. They got many young and talented members. They also exist in Komunitas Unik (CMIIW), a program in our national TV channel. And they also make their battle in this early time.

4. Wonogiri Beatbox Community

Facebook: Wonogiri Beatbox Community

This one also, I don't know a lot how their scene in their city. But I help the founders to make this crew. The founders are Abiem and Begka. Begka right now is not active anymore, I don't know the latest news from him. And Abiem, last he join Beatbox Competition in Solo city and know he study in Sukoharjo.

Me, SBC and WBC (Wonogiri Beatbox Community) have performing in their Wonogiri Hiphop Movement. And looks like WBC right now is not so active in their beatbox performing. Hope they make this scene bigger someday. But one thing is right, their skill is just the way the same as good as another cities.

Sorry if what I write here is not so good. But one thing for sure is all of beatboxers no matter where he come or live, they got great talents and show their love in his way of beatboxing.